Jumat, 05 April 2013

Konseling dalam Kurikulum Belajar


A.     PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Mengenai makna dan posisi kreativitas, dikemukakan oleh banyak ilmuwan. Konsep kreativitas yang dikemukakan dalam uraian terdahulu sangatlah beragam terutama dalam definisinya. Namun tidak ada satupun yang diterima secara universal. Hal ini karena kompleksitas dari konsep kreativitas itu sendiri. Tetapi hal ini tidak menjadi halangan untuk mendefinisikan kreativitas karena konsep kreativitas dapat ditinjau dari berbagai aspek, yang walaupun saling berkaitan namun mempunyai penekanan yang berbeda-beda. Terdapat dua definisi kreativitas yang populer, yaitu definisi yang merujuk atau yang menggunakan pertimbangan para ahli atau pakar dan definisi yang menggunakan pertimbangan kriteria. Definisi yang pertama disebut sebagai definisi konsensual, dan definisi yang kemudian (pertimbangan kriteria) disebut juga sebagai definisi konseptual.
A.     PEMBAHASAN
1.      Konsep Kreativitas
Kreativitas didefinisikan tergantung dari orang memandangnya. Hal ini karena dua alasan, pertama karena kreativitas “konstruk hipotetis” dan yang kedua definisi kreativitas tergantung pada dasar teori yang menjadi acuan pembuat definisi.Berdasarkan penekanannya definisi kreativitas dibedakan ke dalam empat dimensi; person, proses, produk dan press. Rhodes (1961) menyebutnya “the four p’s of creativity”, berdasarkan analisis faktor Guilford menemukan lima sifat yang menjadi cirri kemampuan berpikir kreatif, yaitu: kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), penguraian (elaboration), dan perumusan kembali (redefinition). Selain itu definisi kreativitas juga dibedakan ke dalam definisi konsensual dan konseptual. Definisi konsensual menekankan segi produk kreatif yang dinilai derajat kreativitasnya oleh pengamat yang ahli. Menurut Amabile (1983: 33) mengemukakan bahwa suatu produk atau respons seseorang dikatakan kreatif apabila menurut penilaian orang yang ahli atau pengamat yang mempunyai kewenangan dalam bidang itu bahwa itu kreatif. Dengan demikian, kretaivitas merupakan kualitas suatu produk atau respons yang dinilai kreatif oleh pengamat yang ahli. Definisi konsensual didasari asumsi-asumsi sebagai berikut: [1]
a)      Produk kreatif atau respons-respons yang dapat diamati merupakan manifestasi dari puncak kreativitas,
b)      Kreativitas adalah sesuatu yang dapat dikenali oleh pengamat luar dan mereka dapat sepakat bahwa sesuatu itu adalah produk kreatif,
c)      Kreativitas berbeda derajatnya, dan para pengamat dapat sampai pada kesepakatan bahwa suatu produk lebih kreatif dari pada yang lainnya. Definisi ini sering digunakan dalam bidang keilmuan dan kesenian, baik yang menyangkut produk, orang, proses maupun lingkungan tempat orang-orang kreatif mengembangkan kreativitasnya. Definisi konseptual bertolak dari konsep tertentu tentang kreativitas yang dijabarkan ke dalam kriteria tentang apa yang disebut kreatif. Walaupun sama-sama menekankan pada produk, tetapi definisi ini tidak mengandalkan semata-mata pada konsensus pengamat dalam menilai kreativitas, tetapi pada kriteria tertentu. Menurut Amabile dalam Dedi Supriadi (1994: 9) sesuatu produk dinilai kreatif apabila: [2]
1.      Produk tersebut bersifat baru, unik, berguna, benar, atau bernilai dilihat dari segi kebutuhan tertentu,
2.      Lebih bersifat heuristik, yaitu menampilkan metode yang masih belum pernah atau jarang dilakukan oleh orang lain sebelumnya. Jadi definisi ini lebih didasarkan atas pertimbangan penilai yang biasanya lebih dari satu orang, dalam definisi ini pertimbangan subyektif sangat besar.
Definisi kreativitas yang mewakili definisi konsensual dan definisi konseptual dikemukakan oleh Stein (1967) yaitu “ The creative work is a novel work that is accepted as tenable or useful or satisfying by a group in some point in time”. Dimensi kreativitas menurut definisi ini tercermin pada kriteria kreativitas, yaitu novel, tenable, useful, dan satisfying. Di pihak lain, dimensi konsensual dinyatakan melalui kata-kata that is accepted by a group in some point in time. Pengertian-pengertian setiap istilah diuraikan sebagai berikut:
Kata novel (baru) berarti bahwa suatu produk yang dinilai kreatif bersifat orisional. Meskipun tidak baru, produk tersebut mencerminkan hasil kombinasi baru atau reintegrasi dari hal-hal yang sudah ada, sehingga melahirkan sesuatu yang baru. Kalimat that the creative work in tenable or useful or satisfying mengandung arti bahwa suatu produk kreatif harus berlaku, berguna, dan memuaskan sejauh dinilai oleh orang lain. Ketiga istilah tersebut menekankan bahwa hasil dari proses kreatif haruslahdikomunikasikan kepada orang lain, sehingga produk tersebut mengalami validasi konsensual. Oleh sebab itu, pengakuan orang lain, khususnya para ahli, sangatlah penting.
2.      Kriteria Kreativitas
Penentuan kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu: dimensi proses, person dan produk kreatif. Proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses kreatif dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Menurut Rothernberg (1976) proses kreatif identik dengan berpikir Janusian (Dedi Supriadi, 1994), yaitu suatu tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru.Dimensi person sebagai kriteria kreativitas identik dengan kepribadian kreatif (creative personality). Kepribadian kreatif menurut Guilford dalam Dedi Supriadi (1994:13) meliputi kognitif, dan non kognitif (minat, sikap, kualitas temperamental). Orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang tidak kreatif. Karakteristik-karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif. Produk kreatif yaitu menunjuk kepada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan. Kriteria ini merupakan paling ekplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut sebagai criteria puncak (the ultimate criteria) bagi kreativitas. Kriteria kreativitas pendapat lainnya dibedakan atas dua jenis, yaitu concurrent criteria yang didasarkan kepada produk kreatif yang ditampilkan oleh seseorang selama hidupnya atau ketika ia menyelesaikan suatu karya kreatif; kedua concurent criteria yang didasarkan pada konsep atau definisi kreativitas yang dijabarkan ke dalam indikatorindikator perilaku kreatif.[3]
3.      Jenis-Jenis Studi Kreativitas
Isu-isu dalam studi kreativitas dapat ditelaah melalui lima dimensi pertanyaan, yaiu: siapa, apa, bagaimana, mengapa, dan dimana. Masing-masing kelima pertanyaan itu menyangkut dimensi orang (person) kreatif, produk kreatif, proses kreatif, dorongan yang menimbulkan perilaku kreatif, dan tempat orang kreatif hidup dan berkembang. Studi yang diarahkan kepada dimensi person berusaha mencari jawaban atas pertanyaan, ‘siapakah orang kreatif itu ?” yang dalam arti sempit meliputi sikap, minat, motivasi, dan gaya berpikir. Studi yang diarahkan kepada dimensi produk berusaha menjawab pertanyaan, “apakah yang dilakukan atau dihasilkan individu, atau sekelompok individu sehingga ia/mereka layak disebut sebagai orang kreatif.[4] Jawaban atas pertanyaan ini menyangkut hasil karya, prestasi, atau penampilan individu dalam bidang yang ditekuninya Dimensi proses dari kreativitas menyangkut pertanyaan, “Bagaimana seseorang dapat sampai kepada suatu produk kreatif?” proses apakah yang dilaluinya, tahap-tahap apakah yang dialaminya ?”. Mengapa orang kreatif melakukan sesuatu ? motivassi apa yang mendorong mereka melakukan apa yang dilakukannya, pertanyaan ini menyangkut dimensi press dari kreativitas. Dimensi tempat, menyangkut pertanyaan, “Dimanakah individu menampilkan kreativitasnya, melalui pertanyaan ini dapat diungkap mengenai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan kreativitas seseorang.
4.      Tes Kreativitas
Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Hasil tesnya dikonversikan ke dalam skala tertentu sehingga menghasilkan CQ (creative quotient) yang analog dengan IQ (intellegence quotient) untuk inteligensi. Terdapat beberapa tes kreativitas, yaitu: alternate uses, test of divergent thinking, creativity test for children (Guilford, 1978), Torrance test of creative thinking (Torrance, 1974) , creativity assessment packet (Williams, 1980), tes kreativitas verbal (Munandar, 1977). Bentuk soal tes ini umumnya berupa gambar dan verbal. Perbedaan tes inteligensi dengan tes creativitas, yaitu pada kriteria jawaban. Tes inteligensi menguji kemampuan berpikir memusat (konvergen), karena itu ada jawaban benar dan salah, sedangkan tes creativitas menguji berpikir menyebar (divergen) dan tidak ada jawaban benar atau salah.[5]
























DAFTAR PUSTAKA


Dedi Supriadi, Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek, Alfabeta,
------Bandung, 2004,
Conny Semiawan dkk,, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah,
------Menengah, Gramedia, Jakarta, 1984.
Reni Akbar dkk, (2001), Kreativitas, Panduan bagi Penyelenggaraan Program
------Percepatan Belajar, Grasindo, Jakarta.
Utami Munandar (1999), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Depdiknas
------dan Rineka Cipta, Jakarta.




[1] Dedi Supriadi, Kreativitas, Kebudayaan & Perkembangan Iptek, Alfabeta,
  Bandung, 2004, h 26-28
[2] Bid, 29
[3] Conny Semiawan dkk,, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah, Menengah, Gramedia,   Jakarta, 1984, 35-36
[4] Supriyadi, Op.Cit, h 29
[5] Utami Munandar (1999), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Depdiknas
dan Rineka Cipta, Jakarta, h 27


Tidak ada komentar:

Posting Komentar